Saturday 8 November 2014

http://images.detik.com/content/2014/11/06/317/114102_endangtommy.jpg

Tantangan bisnis kecil menengah (small business medium/SMB) ketika akan membuat contact center adalah biaya yang mahal dan kurang sumber daya yang menanganinya. Itulah mengapa masih banyak SMB yang merasa belum perlu punya contact center. 

Padahal, seperti dikatakan Country Manager Avaya Indonesia Endang Rachmawati, hampir semua bisnis baik skala kecil apalagi besar, yang berhubungan langsung dengan konsumen idealnya memiliki contact center terpadu demi meningkatkan kepuasan pelanggan. 

"Yang kita approach adalah kalau ngomongin mid market sudah pasti mereka sangat sensitif soal harga dan sangat sensitif soal complexity. Sudah pasti harus simpel dan affordable buat mereka," kata Endang berbicara di acara temu media Avaya di JS Luwansa, Kuningan, Jakarta.

Berbicara mengenai harga yang mudah dijangkau, Endang mengklaim solusi Avaya IP Office-nya boleh dibilang murah dan bisa menghemat banyak biaya. Skalanya pun bisa dimulai hanya dengan lima orang saja yang menjadi agent contact center 

"Dengan teknologi ini we can start with five agents, dan itu masih business justifiable. Misalnya kalau orang pikir harus 100 agents agar biaya menjadi lebih murah. Ini lima aja cukup. We start with five, and scalable even sampai 100 agents untuk satu sistem contact center," terangnya. 

Ditambahkan Mid Market Business Manager Avaya Indonesia Tommy Widyastama, satu sistem contact center yang bisa ditangani 5-100 agent ini bisa diaplikasikan di satu tempat secara terpusat atau disebar ke kantor-kantor cabang hingga ke 32 tempat. 

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts